Virus Corona 2019-2020: Panduan Praktik Klinik (PPK) pneumonia coronavirus (COVID-19) dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI)

Pada awal 2020 ini virus corona strain baru telah menghebohkan seluruh dunia. Virus yang merupakan satu keluarga dengan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) dan MERS (Middle Eastern Respiratory Syndrome) dinamakan nCoV 2019 / Covid-19 atau novel corona virus 2019, pemberian kata novel karena merupakan strain coronavirus baru. Virus yang epicenter dan pertama kali ditemukan kasusnya di Wuhan, China ini, sampai artikel ini ditulis telah menjangkiti ribuan orang dan menelan korban jiwa ratusan orang serta menyebar ke puluhan negara lain. Berikut ini adalah Panduan Praktik Klinik (PPK) pneumonia coronavirus dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI).

PANDUAN PRAKTIK KLINIK (PPK)
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia untuk Pneumonia Coronavirus nCoV
I.  Pengertian (Definisi)
Pneumonia Coronavirus nCoV adalah peradangan pada parenkim paru yang diduga disebabkan oleh Coronavirus (2019-nCoV)
Dalam keadaan berat termasuk ke dalam Severe Acute Respiratory Infection (SARI) adalah infeksi saluran napas akut dengan:
  • Riwayat demam atau saat pengukuran suhu tubuh ≥ 38 derajat Celsius dan batuk
  • Onset dalam waktu 10 hari terakhir
  • Membutuhkan perawatan Rumah Sakit

II. Anamnesis
1. Pasien dengan pneumonia nCoV, SARI dan surveilans kasus nCoV dengan gejala yaitu:
  • Batuk
  • Sesak napas atau kesulitan bernapas
  • Demam
2. Riwayat bepergian ke dan atau dari Wuhan/China dalam 14 hari terakhir.
3. Riwayat kontak erat dengan pasien pneumonia nCoV
4. Riwayat kontak hewan atau produk hewan, contohnya unggas, kelelawar, ular, dan mamalia lainnya.

III.  Pemeriksaan Fisik
  1. Kesadaran kompos mentis atau penurunan kesadaran
  2. Tanda vital: frekuensi nadi meningkat, frekuensi napas meningkat, tekanan darah normal atau menurun, suhu tubuh meningkat
  3. Dapat disertai retraksi otot pernapasan
  4. Pemeriksaan fisis paru didapatkan inspeksi dapat tidak simetris statis dan dinamis, fremitus mengeras, redup pada daerah konsolidasi, suara napas bronkovesiluer atau bronkial, ronki kasar

IV.  Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan radiologi: foto toraks, CT-scan toraks, USG toraks
2. Pemeriksaan swab tenggorok dan aspirat saluran napas bawah seperti sputum, bilasan bronkus, kurasan bronkoalveolar (bronchoalveolar lavage/ BAL), bila menggunakan pipa endotrakeal dapat berupa aspirat endotrakeal, untuk RT-PCR (Reverse transcription polymerase chain reaction) virus, sequencing bila tersedia.(Corona virus 2019 - nCov)
3. Bronkoskopi
4. Pungsi pleura sesuai kondisi
5. Pemeriksaan kimia darah
  • Darah perifer lengkap
  • Analisis gas darah
  • Fungsi hepar
  • Fungsi ginjal
  • Gula darah sewaktu
  • Elektrolit
  • Faal hemostasis ( PT/APTT, d Dimer)
6. Prokalsitonin (bila dicurigai bakterialis)
7. Laktat
8. Biakan mikroorganisme dan uji kepekaan dari bahan saluran napas (sputum, bilasan bronkus, cairan pleura) dan darah
9. Pemeriksaan feses dan urin (untuk investasigasi kemungkinan penularan)


V. Kriteria Diagnosis

Kasus nCoV apabila :

1. Seseorang dengan SARI dengan riwayat demam, flu dan batuk yang membutuhkan perawatan di Rumah Sakit tanpa penyebab lainnya dan gejala klinis pneumonia DAN disertai satu diantara dibawah ini:

a). Riwayat bepergian ke Wuhan, provinsi Hubei, China dan daerah sekitarnya dalam 14 hari sebelum gejala muncul, ATAU

b). Muncul penyakit pada seorang petugas kesehatan yang bekerja dalam lingkungan atau merawat pasien SARI, tanpa riwayat bepergian ke daerah, ATAU Seseorang dengan muncul gejala klinis tidak seperti biasanya atau perjalanan klinis tidak diduga khususnya terjadi perburukan walau sudah mendapatkan pengobatan adekuat tanpa riwayat bepergian, bahkan dengan etiologi yang sesuai dengan gejala klinis tersebut


2. Seseorang dengan penyakit pernapasan akut dengan derajat berapapun , dalam 14 hari sebelum onset penyakit yang memiliki pajanan sebagai berikut:

a). Kontak fisik erat dengan kasus nCoV terkonfirmasi dan pasien bergejala, ATAU

b). Di negara dengan fasilitas kesehatan dilaporkan terjadi infeksi nCoV yang didapat di RS (hospital-associated nCoV)


3. Pemeriksaan Penunjang :

a). Foto toraks : menunjukkan gambaran pneumonia. CT toraks : menunjukkan gambaran opasitas ground-glass

b). RT-PCR (dari swab tenggorok ataupun aspirat saluran napas bawah) : menunjukkan positif 2019-nCoV

c). Darah perifer lengkap : dapat ditemukkan leukopenia/ normal, limfopenia.

d). Kimia darah lainnya : pada pneumonia berat sampai sepsis dapat menunjukkan gangguan fungsi hepar, fungsi ginjal, gula darah dan peningkatan PT, d Dimer, dan laktat.



VI. Klasifikasi

1. Uncomplicated Illness :
  • Gejala tidak spesifik: demam, batuk, nyeri tenggorokan, kongesti hidung, malaise, sakit kepala, nyeri otot.
  • Pasien usia tua dan immunocompromised dengan gejala atipikal.

2. Pneumonia ringan :
  • Pasien dengan pneumonia dengan tidak ada tanda pneumonia berat
  • Anak-anak : batuk atau sulit bernapas + takipneu

3. Pneumonia berat
  • Remaja atau dewasa: demam atau curiga infeksi saluran napas, ditambah frekuensi napas >30x/menit, distress napas berat, SpO2 <90% udara ruangan
  • Anak-anak: Batuk/susah bernapas, ditambah setidaknya satu dari hal berikut: sianosis sentral atau SpO2<90%; distress napas berat  (co: grunting, retraksi dinding dada sangat berat), tanda bahaya umum pneumonia: tidak mau nyusu atau minum, penurunan kesadaran, atau kejang; takipneu

4. Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS)
  • Onset baru atau gejala respirasi memburuk dalam satu minggu klinis diketahui
  • Foto dada (X-ray; CT Scan; atau USG paru): opasitas bilateral, tidak sepenuhnya oleh efusi, lobar atau kolaps paru, atau nodul
  • Asal edema: gagal napas tidak sepenuhnya oleh gagal jantung atau overload cairan. Perlu penilaian objektif seperti echocardiography.

5. Sepsis
  • Dewasa: disfungsi organ disebabkan disregulasi respon tubuh terhadap infeksi (Score SOFA). Tanda organ disfungsi: perubahan status mental; susah napas atau napas cepat, saturasi oksigen rendah, urin output berkurang; HR meningkat; nadi teraba lemah, ektremitas dingin, tekanan darah rendah, kulit mottling, hasil lab: koagulopati, trombositopenia, asidosis, tinggi laktat atau hyperbilirubinemia
  • Anak: curiga infeksi atau terbukti infeksi dan 2≥ SIRS kriteria, yang salah satunya suhu abnormal atau leukosit abnormal

6. Syok sepsis
  • Dewasa: persisten hipotensi walaupun sudah dilakukan resusitasi cairan, membutuhkan vasopressor untuk mempertahankan MAP ≥ 65 mmHg dan serum laktat >2 mmol/L
  • Anak: hipotensi atau 2-3 dari berikut: perubahan status mental atau bradikardi atau CRT meningkat; vasodilatasi hangat dengan nadi bounding; takipnea; kulit motling atau petekie atau purpura; peningkatan laktat; oliguria; hiper atau hipotermia.


VII. Diagnosis Kerja
Pneumonia Coronavirus nCoV



VIII. Diagnosis Banding
  1. Pneumonia bakteri
  2. Pneumonia jamur
  3. Edema paru kardiogenik (gagal jantung)


IX. Tatalaksana
  1. Isolasi pada semua kasus
  2. Implementasi pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI)
  3. Serial foto toraks
  4. Terapi oksigen (O2) . Penggunaan High flow oxygen atau noninvasive ventilation hanya pada pasien tertentu apabila terjadi depresi napas berat atau hipoksemia.
  5. Antibiotik empiris berdasarkan epidemiologi dan pola kuman setempat secepat mungkin sampai diagnosis ditegakkan.
  6. Kortikosteroid tidak dianjurkan
  7. Terapi simptomatik
  8. Terapi cairan
  9. Ventilasi mekanis (bila gagal napas)
  10. Penggunaan vasopressor apabila mengalami syok sepsis
  11. Cegah komplikasi selama perawatan
  12. Anti nCoV belum ada (Januari 2020)

X. Komplikasi
  1. Pneumonia berat
  2. Sepsis
  3. Syok sepsis
  4. Gagal napas
  5. Multiorgan Dysfunction Syndrome (MODS)
  6. Kematian

XI. Penyakit Penyerta
Sesuai temuan


XII. Prognosis
Dubia


XIII. Kriteria Pulang
Ditemukkan hasil RT-PCR negatif sebanyak dua kali berturut-turut serta disertai perbaikan klinis


XIV. Edukasi
  1. Menjaga kebersihan tangan dan mencuci tangan 6 langkah sesuai standar WHO
  2. Etika batuk dan bersin
  3. Ketika memiliki gejala saluran napas, gunakan masker dan berobat ke fasilitas layanan kesehatan.
  4. Hindari bepergian ke daerah outbreak, hindari menyentuh hewan atau burung serta mengunjungi peternakan atau pasar hewan hidup.
  5. Hindari kontak dekat dengan pasien yang
  6. memiliki gejala infeksi saluran napas.
ilustrasi pemeriksaan darah laboratorium pasien coronavirus, wuhan, china, 2020, 2019, darah lengkap rutin. RT-PCR (dari swab tenggorok ataupun aspirat saluran napas bawah) : menunjukkan positif 2019-nCoV Darah perifer lengkap : dapat ditemukkan leukopenia/ normal, limfopenia. Kimia darah lainnya : pada pneumonia berat sampai sepsis dapat menunjukkan gangguan fungsi hepar, fungsi ginjal, gula darah dan peningkatan PT, d Dimer, dan laktat.


Daftar Pustaka / Daftar kepustakaan / Referensi
  1. Surat Resmi Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit tertanggal 5 Januari 2020.
  2. WHO. WHO Statement regarding cluster of Pneumonia cases in Wuhan, China. [Homepage on The Internet]. cited 15 Jan 2020. Available on: https://www.who.int/china/news/detail/09-01-2020-who-statement-regarding-cluster-of- pneumonia-cases-in-wuhan-china. (Jan 9th 2020)
  3. The Government of The Hong Kong Special Administrative region. Severe respiraroty disease associated with a Novel infectious agent.[ Homepage on the Internet]. cited Jan 15th 2020. Available on: https://www.chp.gov.hk/en/healthtopics/content/ 24/102466.html. (Jan 15th 2020)
  4. Virological org. Initial genom release of novel coronavirus. [Homepage on the Internet]. Cited Jan 5th 2020. Available on: hhttp://virological.org/t/novel-2019-coronavirus-genome/319.( Jan 10th 2020)
  5. WHO. WHO statement on novel coronavirus in Thailand. [ Homepage on The Internet] Cited 15 Januari 2020. Available on: https://www.who.int/news-room/detail/13-01-2020-who-statement-on-novel-coronavirus-in-thailand. (Jan 13rd 2020)
  6. Cohen J. Chinese researchers reveal draft genome of virus implicated in Wuhan pneumonia outbreak. [Homepage on The Interne] cited Jan 15th 2020. Available on: https://www.sciencemag.org/news/2020/01/chinese-researchers-reveal-draft-genome-virus-implicated-wuhan-pneumonia-outbreak. (Jan 11st 2020).



1 komentar:

  1. Terima kasih, sangat berguna bagi saya dan keluarga karena saya sendiri sudah batuk, pilek, sebulan tidak sembuh-sembuh

    BalasHapus

Posting Terbaru

Silahkan Like di Facebook untuk mengikuti perkembangan artikel baru

Entri Populer

Kehidupan yang bermanfaat adalah kehidupan hebat

Ilmu adalah kunci kemajuan

Back to Top

Terima Kasih Telah Berkunjung

Diberdayakan oleh Blogger.